[FF] Drunk On You // Twoshot (Part 1)

 

Author: Blue Angel

 

Title: Drunk On You

 

Main Casts:

Shin YeonMi || Kim RyeoWook 

 

Genre: Fluff, romance

 

Length: Twoshots

 

Rating: PG-17

Disclaimer: This is my original fanfic! The plot of story is pure from my brain~

This story and Kim RyeoWook are mine! This story is just fiction, so bashing and plagiarism are not allowed!

A/N: Another old file in my folder~

Dipost demi melestarikan FF straight ryeowook x oc yang SANGAT LANGKA 😦

Made on 2016

Before & After Stories:

Heart Break

The Feelings Changed

Love Like This

Winter in Love

Our Love – Part 1 / Part 2  / Part 3 / Part 4  / Part 5   / Part 6   /  Part 7 (1/2)  /Part 7 (2/2)

Shocking Morning

Her Blush

 Flu

Recharging!

Home Sick

Han River’s Contract

Dumb & Dumber

Busted

The Reason

The Little Cactus

= Drunk On You Part 1=

 

 

I drunk on your love

drunk on your kiss

drunk on your touch

It makes me high

I drunk on You

 

 

– STORY BEGINNING –

 

 

Y-ya!! Apa yang kau lakukan disini?!” ujar Kim RyeoWook sesaat setelah membuka pintu. Pria yang baru saja selesai menghapus make upnya ini terkejut mendapati bahwa suara bel tak sabaran yang sedaritadi menggema di dorm adalah perbuatan gadis berambut panjang ini.

Surai lembut berwarna hitam legam, tergerai rapi di antara wajah menggemaskannya, bibir mungilnya terlihat mengerucutkan tak terima.

 

Sambutan macam apa ini?? batin gadis tersebut seraya mendengus pelan, ia pasti gila karena berharap RyeoWook menyambutnya dengan pelukan hangat atau kecupan singkat. Pria ini tidak semanis itu.

‘Sang tersangka’ baru saja hendak melontarkan protesnya, namun terpotong oleh pria berlesungpipit di hadapannya.

 

“Kau pasti penganut ‘perintah dibuat untuk dilanggar’ huh? Augh.. Sudah pasti” komentar RyeoWook yang diakhiri helaan nafas berat, masih menatap gadis di depannya dengan tatapan menghakimi, tanpa mempersilahkannya masuk.

 

Dua puluh menit yang lalu, mereka masih saling berkirim pesan seperti biasa. RyeoWook yang baru menyelesaikan schedule berkata bahwa hari ini ia akan menginap di dorm. Ia juga dengan jelas telah menyuruh YeonMi untuk segera tidur karena gadis itu baru saja tiba di Seoul pagi ini setelah liburan beberapa hari bersama teman-temannya ke Jeju. Tapi apa yang malah YeonMi lakukan sekarang?

 

Nekat menghampiri RyeoWook setelah tahu bahwa ia tidak pulang ke Incheon? Padahal RyeoWook jelas-jelas sudah berjanji akan menemuinya besok pagi, tapi YeonMi malah-

Oh! Rasanya gadis ini jauh lebih berdedikasi terhadap RyeoWook dibandingkan para fans!

 

 

“Kau benar-benar sangat merindukanku, huh?” celetuk RyeoWook yang seratus persen akurat.

 

YeonMi hanya berdesis geli seraya bersedekap, seakan itu adalah omong kosong.

Wow, gadis berponi tipis itu bisa mengelak dengan keren kali ini walau faktanya ia semakin sering merindukan RyeoWook semenjak kepindahannya dari dorm sebulan lalu.

 

“Aku ke sini karena aku butuh sesuatu. Aku- um, kehabisan bawang! Apa kau punya bawang?” tanya YeonMi.

Namun detik berikutnya gadis dengan sweater tosca tersebut malah memejamkan matanya erat, merasa bahwa alasan yang dibuatnya dalam waktu tiga detik itu terdengar terlalu bodoh.

 

Baiklah, ia memang tidak pernah bisa mengelak dengan keren di hadapan pria yang disukainya.

 

RyeoWook menatapnya bingung dan tertawa. Heran mengapa dari sekian alasan masuk akal, YeonMi harus memilih bawang sebagai alasan konyolnya agar ‘tak terlalu terlihat jelas’. Orang gila mana yang jauh-jauh datang di malam hari hanya untuk mencari bawang?

 

YeonMi meniup poninya sekilas dan berdecak. Sungguh menyebalkan disambut dengan introgasi seperti ini, terlebih RyeoWook bahkan tak melepaskan genggamannya pada knop pintu, seakan mempertegas agar YeonMi tidak masuk sebelum introgasi selesai. Demi Tuhan! Apa aku baru saja melakukan kejahatan?! Gerutunya dalam hati.

 

“Sssh! Minggir!” kesabarannya habis, YeonMi mendorong pria berkaos lengan panjang ini dan menerobos masuk, tak peduli kaki telanjang pria malang itu baru saja terinjak sneakers pinknya.

 

“Hobimu memang menerobos asrama pria, ya??” RyeoWook mendesah pasrah, menutup pintu dan mengikuti YeonMi yang masuk setelah mengganti alas kakinya.

 

Sepi.

 

YeonMi mendapati dorm begitu sepi, ternyata hanya RyeoWook yang menyelesaikan schedulenya lebih awal. Atau member lain sedang tidak pulang ke dorm? Pikirnya.

 

“RyeongGu.. Aku lapar” adunya seraya membuka lemari pendingin di dapur yang selalu didominasi kaleng minuman itu.

 

“Kau belum makan?” sahut RyeoWook seraya berjalan mendekat.

 

“S-sudah kubilang aku kehabisan bawang saat ingin memasak!” jawab YeonMi. RyeoWook terkikik pelan mendengarnya, ayolah YeonMi tak perlu berbohong lagi!

RyeoWook berhenti tepat di belakang YeonMi yang baru saja menutup pintu kulkas, memegang kedua bahu mungil itu kemudian memutarnya agar menghadapnya.

 

YeonMi tak terlalu bodoh untuk mengira bahwa kali ini RyeoWook akan memeluknya -yah, ia tahu seberapa tak romantis RyeoWook-, jadi ia tak mengharapkan apapun. Namun ia mendadak tersentak dan refleks menahan nafas ketika pria ini dengan seenaknya memajukan wajah, membuat hidung mereka nyaris bertabrakan jika saja RyeoWook maju 1 cm lagi.

 

RyeoWook menatap wajah baby face gadisnya dengan saksama, menyebabkan YeonMi mengedarkan bola matanya ke berbagai arah -kebiasaannya saat gugup-. Ia masih saja gugup saat RyeoWook mendekati wajahnya seperti ini.

 

“Apa ini?” tanya RyeoWook dengan nada datar, telunjuknya terangkat, mengarah pada wajah YeonMi.

YeonMi langsung menyentuh dagunya yang RyeoWook tunjuk, sedikit membuka mulutnya kala ia mengerti apa yang pria ini maksud.

 

“Ini- tidak sengaja tercakar. Kemarin aku bermain dengan kucing liar dekat restoran, kucingnya sangat lucu dan senang bermain! Aku ingin sekali membawanya ke Seoul”

 

“Sssh, aku sudah bilang hati-hatilah! Kau berlibur bukan untuk pulang dengan terluka YeonMi-ya. Kau harusnya bisa menjaga dirimu-“

 

“Shhh, ini hanya lecet biasa! Akan sembuh dalam beberapa hari, ugh! Jangan berlebihan!”

 

RyeoWook mendesah kesal lalu mengacak rambut YeonMi. Apa membuatnya khawatir adalah hobi YeonMi belakangan?

 

YeonMi tersenyum dengan mulut terkatup rapat, memandangi RyeoWook yang masih menatapnya tajam. Dalam hati ia ingin sekali menyuruh pria yang sekitar 10cm lebih tinggi darinya ini untuk sedikit mundur, namun rasanya mulutnya tak bisa bersuara. Posisi ini selalu berhasil mengacaukan kerja sistem jantungnya, tapi di sisi lain ia sangat suka memandang RyeoWook sedekat ini. Membuatnya bisa merasakan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

 

Lihat? Pria itu memang lebih sering mengekspresikan kekhawatirannya dibanding keromantisannya, seperti introgasi menyebalkan tadi. Perlakuan-perlakuan kecilnya ini adalah sisi romantisnya yang tersirat.

 

“Baiklah” RyeoWook menegakan punggungnya, membuat YeonMi kini bisa bernafas lega.

“Jadi… Masakan mengandung bawang apa yang tadinya ingin kau masak, hm?” tanya RyeoWook menyindir. YeonMi refleks melirik kearah kanan atas.

 

“Itu… Aku ingin pasta!” jawab YeonMi cepat kala matanya tanpa sengaja tertuju pada kemasan pasta mentah di atas meja dapur. Ia tersenyum puas setelahnya, merasa jawabannya cukup natural untuk mengimbangi alasan bodoh tadi.

 

 

~***~

 

 

YeonMi memunguti beberapa kaleng minuman, cup ramen instan, serta kemasan snack yang menurut RyeoWook sudah berserakan di atas meja kayu berkaki rendah ini sejak kemarin malam, memasukan semuanya ke dalam trashbag di genggamannya.

Gadis yang sudah mengikat rambutnya tinggi-tinggi itu berdecak seraya membersihkan permukaan meja dengan kain, baru dua hari bibi yang biasa membersihkan asrama ini izin tidak bekerja, tapi mereka sudah berhasil membuat apartment ini terlihat seperti “asrama lelaki” yang sesungguhnya.

 

YeonMi menghembuskan nafas puas kala meja sudah jauh lebih bersih. Ia mengangkat wajah dan tanpa sengaja pandangannya tertuju pada RyeoWook yang tengah memasak di dapur sana. Pria yang menggulung lengan kaos hitamnya hingga siku itu terlihat tengah memasukan bumbu-bumbu ke dalam wajan dan mengaduknya, layaknya seorang ahli.

 

YeonMi tertegun, tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada kantung sampahnya. Sejak kapan RyeoWook terlihat sekeren ini saat memasak? Ia terlihat sangat keren dan… Hot??

 

Sejujurnya YeonMi tak pernah memasukan skill memasak dalam kriteria pria idamannya, namun karena RyeoWook, kriteria itu mendadak menanjak ke posisi atas dalam list. Yah singkatnya, pria idamannya adalah Kim RyeoWook.

YeonMi tiba-tiba merogoh sakunya, mengambil ponsel dan membidik kameranya diam-diam. Layaknya gadis remaja labil yang pergi ke sebuah restoran dan melihat chef tampan, ia mengabadikan pemandangan RyeoWook memasak dengan ponselnya. Sangat menggelikan.

 

 

YeonMi tergelak pelan dan kembali mengantongi ponselnya lalu bangkit, meletakan trashbagnya ke dalam tempat sampah di dapur. Pandangannya kembali tertuju pada RyeoWook, ia terdiam dan memandangi sisi samping pria itu.

Mendadak ia ingin sekali memeluknya sekarang, memeluknya dengan erat dan lama. Haruskah ia memintanya? Atau memeluknya duluan dari belakang?? Tapi rasanya itu akan cukup melukai harga dirinya…

 

“YeonMi-ya, boleh tolong ambilkan peterseli di kulkas?” ujar RyeoWook tiba-tiba.

 

“Ah.. Baiklah..” singkat YeonMi dan berlalu. RyeoWook masih berkonsentrasi mengaduk masakannya yang sudah matang. Cukup menaburinya dengan potongan peterseli sebagai sentuhan akhir!

 

YeonMi kembali dan menyodorkan sebuah benda hijau padanya. RyeoWook baru saja hendak berterimakasih dan menerimanya, namun pria itu malah dibuat tersenyum kala melihat benda hijau yang YeonMi genggam.

 

“Ini paprika, YeonMi-ya” ia mengangkat wajah dan menatap YeonMi geli.

 

“Apa?! Astaga– aku salah ambil!” gadis itu terkejut dan bergegas kembali membuka lemari pendingin.

 

Ia berjongkok seraya mengedarkan pandangannya ke dalam isi kulkas. Sekaligus menyembunyikan rasa malu yang berkumpul di wajahnya. Ia bersumpah bahwa ia bisa membedakan paprika dan peterseli, ia hanya sedang tak bisa fokus kini.

 

“Ini, piterseli” YeonMi refleks menoleh dan mendapati RyeoWook telah berjongkok tepat di sampingnya.

Pria itu mengulurkan tangannya dan mengambil benda yang dimaksud sebelum mereka berdiri dan menutup pintu kulkas.

 

RyeoWook mengangkat sebelah alisnya saat matanya tertuju pada YeonMi,

“Mengapa kau menatapku seperti itu?? Ada yang salah?” tebak RyeoWook.

 

Tidakkah pria ini sadar bahwa YeonMi sedang menahan keinginan dirinya untuk tak memeluknya sekarang juga? Gadis ini selalu ingin bertemu, melakukan skinship dan menghabiskan waktu dengannya. Ia selalu resah tak tentu seperti ini sejak beberapa waktu lalu, tepatnya setelah RyeoWook memberitahunya mengenai keberangkatannya.

 

YeonMi mendadak bimbang, haruskah ia mengatakan bahwa dirinya terus memikirkan kepergian RyeoWook? Padahal reaksi berpura-pura-tak-apanya sudah sangat menakjubkan sejauh ini! Walaupun tepat setelah RyeoWook memberitahunya lalu pulang, YeonMi langsung menangis tersedu.

 

Ahh, YeonMi hanya bisa mendesah pelan karenanya.

 

“Katakan padaku!” RyeoWook menyimpan peterseli di genggamannya ke atas meja dapur, bersiap menyimak keluh kesah gadis yang baru mendesah berat ini. YeonMi yang merasa agak terpojok, mulai berpikir sejenak.

 

“Ryeongie-ya.. Kau tahukan aku sebenarnya bisa membedakan paprika dan peterseli?” celetuk YeonMi yang membuat RyeoWook harus berusaha keras menahan tawanya. Jadi ini yang ingin dikatakannya? Pikirnya geli.

 

“Baiklah.. aku percaya!” RyeoWook dengan gemas mencubit hidung mancung gadisnya.

 

“Aish aku serius!” tegasnya agak meninggi. Sebelum menuju pembicaraan serius, YeonMi memang merasa kurang percaya diri saat terlihat bodoh seperti ini dalam hal memasak, terutama saat RyeoWook sedang menunjukkan skill memasaknya seperti sekarang.

“S-sebenarnya ada lagi yang ingin kukatakan!” ucapnya cepat sebelum RyeoWook berpikir bahwa dirinya sangat konyol karena bersikap serius hanya untuk mengklarifikasi hal tersebut.

RyeoWook hanya menyuruhnya untuk langsung mengatakannya.

 

“Aku.. Bolehkah aku memelukmu?”

Persetanan dengan harga diri atau image yang ingin diubahnya. Ia tak tahan, ia menjadi cepat merindukan pria ini.

Ia bertanya-tanya bagaimana nasibnya saat ia tak bisa menahan perasaan ini, namun harus menunggu berbulan-bulan sampai RyeoWook mendapatkan libur?

 

RyeoWook mengernyit lagi,

“Ini yang ingin kau katakan??” tanggapnya yang membuat YeonMi refleks menggigit bibir bawah jengkel. Demi Tuhan, mengapa pria itu harus memperjelasnya?! Bukankah lebih mudah bila langsung memeluknya? Gerutunya dalam hati.

“Kau harusnya mengatakan sejak tadi” RyeoWook tersenyum tipis dan menyentak tubuh YeonMi ke dalam pelukan. YeonMi dengan cepat membalasnya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang yang terlapis kaos hitam ini seraya memeluk pinggangnya.

Berapa banyak lagi waktu yang tersisa? Apakah benar secepat ini? Bisakah kami bertahan sampai ia kembali? Hal itu terus bergumul dalam benak YeonMi yang kini menunjukan tatapan kosong.

 

“Kau benar-benar tak sedih YeonMi-ya?” tanya RyeoWook tiba-tiba.

 

“Apa reaksiku malam itu tak cukup meyakinkan?” balas YeonMi pura-pura kesal. RyeoWook tertawa pelan.

 

“Tidak.. Aku sangat senang. Terimakasih” jawabnya dan mengeratkan pelukannya pada punggung gadis yang rambutnya diikat dengan model messy bun ini, menghirup aroma tubuh gadisnya dalam.

Zat memabukan kesukaannya yang paling tidak berbahaya.

 

 

Sejenak mereka hanya terdiam, keduanya enggan beranjak. Pelukan hangat yang selalu mampu mengisi energi keduanya. Hal yang diterkanya akan menjadi hal yang paling dirindukan ketika frekuensi pertemuan mereka semakin berkurang nanti.

 

“YeonMi-ya

 

“Hm”

 

“Katakan satu permintaan! Aku akan melakukannya untukmu” ucap RyeoWook tiba-tiba seraya -terpaksa- meregangkan pelukannya, mengundang tatapan curiga YeonMi.

 

“Mengapa tiba-tiba…??” YeonMi memiringkan wajah dengan mata mengerling. RyeoWook hanya menggedikan bahu sekilas dan memasang ekspresi ‘entahlah’, tangan mereka masih saling singgah di pinggang.

“Baiklah…. Hmm, coba kau tebak apa yang kuinginkan!” cetus YeonMi.

 

RyeoWook bergumam, menggerakan pandangannya ke kiri dan kanan, berpikir sejenak.

 

Detik berikutnya tatapannya telah berhenti pada bibir mungil YeonMi, dengan cepat ia mengecupnya. Hanya sekilas namun berhasil membuat YeonMi merasakan kupu-kupu di perutnya semakin mengepak.

 

“Shin YeonMi sangat menyukai ciuman kan?”

 

Y-ya!!” YeonMi mendorong dada RyeoWook.

 

“Kau tidak suka aku menciummu?”

 

“Tidak- tidak juga, ya- ah maksudku, aku punya permintaan lain yang sangat kuinginkan sekarang” sanggahnya.

“Hal yang sangat ingin kulakukan sejak lama” ia menatap RyeoWook penuh makna dan RyeoWook mulai mengendus sesuatu yang aneh. Tidak, ini tidak sama dengan makna kaktus versi prasangkanya saat itu.

“Aku ingin minum wine! Minum wine bersamamu, ayo kita minum-minum hingga titik darah penghabisan!” jelas YeonMi.

 

Ya! Shin YeonMi!” kini gantian RyeoWook yang melancarkan protesnya. Ia melepas pelukannya, diikuti gadis itu.

 

“Kenapa?? Bukankah pasta sangat cocok dengan wine? Jika mabukpun, kita kan hanya berdua! Jika tidak sekarang mungkin aku akan minum sampai mabuk nanti bersama teman-temanku” ucap YeonMi seraya mengedarkan bolamatanya, berharap ancaman ini bekerja. Ia tahu RyeoWook sangat tidak ingin YeonMi mabuk di hadapan orang lain, entah apa alasannya.

 

“Aish ancaman macam apa ini!!”

 

“Aku tidak mengancam” Ia mengerucutkan bibirnya tanpa rasa bersalah. RyeoWook mendengus tak percaya seraya menyisir rambut pendeknya kebelakang dengan jemari.

 

Arasseo! Sekali ini saja, paham?”

 

“Okay!”

 

 

~***~

 

 

 

 

“Berhentilah mengambil foto, cepat makan~” ujar RyeoWook sembari sibuk dengan makanannya, tanpa melihat YeonMi.

Gadis yang ditegur itu menyimpan ponselnya dengan bibir yang mengerut sebal, apa menjadi idol membuat seorang Kim RyeoWook sangat peka terhadap kamera? Menyebalkan! Batinnya.

 

“Tapi RyeoWook-ah, mengapa kau sangat banyak membuatnya?? Kau ingin meokbang, huh?” komentar YeonMi saat hendak menyajikan pasta hasil karya RyeoWook. 

 

YeonMi memutar garpunya untuk mencoba pastanya, dan pupil matanya otomatis membesar saat makanan itu menyentuh lidahnya.

Rasanya… Mengapa bisa seenak ini? Pikirnya.

 

“Woah! Daebak.. Ini enak sekali!” gadis itu dengan lahap memakannya. Apakah RyeoWook tidak berniat mendalami dunia masak atau semacamnya?? Ia benar-benar berbakat! Pikirnya.

 

“Makanlah yang banyak! Aku tahu kau akan menyukainya” RyeoWook yang tadi berdiri dan pergi entah kemana, kini kembali dengan sebotol wine serta dua gelas kaca di genggamannya. YeonMi otomatis bersorak dan mengulurkan tangan untuk meraih botol tersebut.

Namun dengan cepat RyeoWook mendesis dan menjentikkan jarinya pada punggung tangan YeonMi, mengundang pekikan kesakitannya.

 

“Sssh! Aku yang akan menuangkan ini untukmu, kau tak boleh terlalu banyak minum” RyeoWook menyebutkan ‘peraturan’nya.

 

“Tsk! Aku tahu! Aku kan hanya ingin lihat..” gumamnya seraya mengusap punggung tangannya.

RyeoWook membuka botol kaca wine produksi tahun 2011 tersebut, menuangkannya pada gelas mereka.

 

Keduanya menghirup aroma minuman tersebut sesaat lalu melakukan cheers singkat sebelum meminumnya. Gelembung-gelembung mungil itu meleleh dalam mulutnya, mengalir ke otaknya dan bisa ditebak siapa yang mengeluarkan ekspressi paling aneh setelahnya. 

 

“Kau bahkan tak suka rasanya, mengapa ingin meminumnya?” celetuk RyeoWook yang melihat jelas bagaimana ekspresi gadisnya.

 

“Tidak! Aku suka!” YeonMi mengangkat dagunya, berusaha terlihat meyakinkan.

“Rasanya lebih enak dibanding yang di restoran jepang waktu itu. Yang ini.. Lebih manis?” gadis itu mendecap-decapkan lidahnya. Wine ini memang lebih enak dibanding wine pertama yang diminumnya bersama si tampan Kim Myungsoo dan kawanan.

Jujur bahwa rasa dari cairan berwarna ungu kemerahan itu tidak sesuai dengan lidahnya, namun ia sangat menyukai sensasi hangat menenangkannya, ia seakan merasa dirinya sangat ringan dan melayang. Walau yah, ia akan merasa sakit kepala saat bangun keesokannya.

 

Sejenak keheningan melanda mereka yang sedang sibuk makan, sampai akhirnya RyeoWook membuka suara,

“Besok kau tak sibuk kan? Ayo pergi ke rumah orangtuaku” ajak RyeoWook ringan, sedetik kemudian YeonMi mengangkat wajah dengan mata mendelik lebar seakan berkata ‘apa katamu?’

Helaian pasta yang belum sepenuhnya masuk ke mulutnya, menggantung di bibirnya. Terlalu terkejut untuk melanjutkan proses menelannya. RyeoWook biasanya hanya mengajaknya ikut ke tempat recording atau bertemu dengan temannya. Tapi sekarang.. Ke rumah orangtuanya??

 

Tanpa melepas tatapan penuh tanyanya pada RyeoWook, YeonMi berusaha keras mengunyah pastanya lalu menelannya sebelum bertanya.

 

“B-besok? Benar-benar besok??”

 

“Tentu saja” sahut RyeoWook seraya menarik tissue, menyeka bibir YeonMi yang berhiaskan noda saus itu.

Satu-satunya alasan mengapa ia tak pulang ke Incheon malam ini karena ia ingin membawa YeonMi esok paginya.

 

“Mengapa mendadak sekali!!” protes gadis itu, ini memang bukan kali pertamanya bertemu dengan orangtua RyeoWook. Namun tetap saja! Ia belum menyiapkan pakaian apa yang harus dipakainya, topik pembicaraan apa yang harus diangkatnya untuk menciptakan kesan baik, belum lagi jika… Ada sesi memasak bersama? Mengunjungi rumah adalah moment paling penting dalam menciptakan kesan kan?! Ah mati saja ia!

 

RyeoWook tertawa kecil,

“Tadinya aku bahkan berencana untuk langsung menculikmu besok. Besok Abeojiku ulangtahun” ungkap RyeoWook ringan seraya melahap makanannya.

YeonMi menatap RyeoWook tak percaya. Dasar pria gila! Ia ingin aku bertemu kedua orangtuanya dengan tangan kosong? Di hari spesial? Rutuknya seraya memegang kepalanya sendiri dengan kedua tangan, mendadak merasakan sakit di kepalanya.

 

YeonMi kembali menuangkan wine ke gelasnya hingga nyaris penuh dan meneguk semuanya sekaligus. Tak menghiraukan suara RyeoWook yang mendadak melengking.

 

 

~***~

 

 

“Ah!! Sial!” YeonMi menggebrak meja saat suasana sedang hening, membuat RyeoWook yang baru saja ingin menyuap makanan nyaris menjatuhkan garpu di genggamannya karena terkejut.

 

“Aish– Yaa!!”

 

“Kau sengaja membuatku berkata bahwa aku ingin memelukmu, kan? Huh??” racau YeonMi seraya mengacung-acungkan garpu ke hadapan wajah RyeoWook yang kini duduk di sampingnya.

RyeoWook menahan pergelangan gadis itu seraya menatapnya dengan mata menyipit tajam. Ia mendesah pelan saat menyadari bahwa gadis yang tengah menggigit bibir dengan wajahnya memerah ini.. telah mabuk. Ya, gadis yang baru saja melepas paksa cengkeraman tangannya ini telah mabuk hanya dengan beberapa tegukan. YeonMi selemah ini ternyata.

 

“Ah aku malu sekali.. Kau selalu membuatku terlihat terlalu jelas” lirih gadis itu seraya menutup wajah dengan kedua tangannya. Rasa pusing yang menyerang kepalanya bukan disebabkan karena ia memikirkan banyak hal, melainkan karena reaksi wine.

 

Ia menurunkan tangannya dari wajah dan mengomel,

“Jujur saja aku terus memikirkan kepergianmu. Aku tak setenang itu menghadapi ini! Harusnya kau tahu itu dan memperlakukanku lebih manis!!”

“Bahkan akhir-akhir ini aku selalu saja merindukanmu, lebih dari biasanya. Aku bahkan ingin terus memelukmu, aku ingin kau menciumku, aku ingin kita terus mengobrol sepanjang malam. Aku benar-benar tak mengerti! Ini tak bisa dijelaskan secara ilmiah, ah sial kau memang brengsek!”

 

RyeoWook tersenyum sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan, menatap bocah tak sopan yang tak pernah lupa menyisipkan kata kasar di kalimatnya itu dengan penuh minat.

Ia selalu menyukai wajah YeonMi yang kemerahan seperti ini. Ini bukan kelainan, kan?

 

“Kau sangat menggemaskan malam ini, Yeon-ah” tanggapnya yang membuat YeonMi menggeleng pelan seraya mendecih dan mendorong bahu RyeoWook, salah tingkah atas ucapannya barusan.

RyeoWook tertawa keras, terlalu gemas dengan tingkah gadis yang selalu membuatnya terus tersenyum hanya dengan memandanginya ini. Pipinya bahkan mulai terasa pegal karena terus terangkat.

Untuk mengistirahatkan sudut bibirnya, ia hendak meneguk gelas winenya lagi. Namun pria ini hampir saja tersedak kala gelas winenya ditarik paksa dan pelakunya tentu saja YeonMi.

 

Yaa!!” pekik YeonMi sambil merampas gelas bening itu. RyeoWook hanya menatapnya dengan mata melebar kaget, tak mengerti.

 

YeonMi menatap RyeoWook menghakimi,

“Berhenti minum! Apa kau sesedih itu huh?” celetuknya yang sukses membentuk kernyitan di dahi pria itu.

“Tadi kau berkata kau sedih meninggalkanku?” jelas YeonMi seraya memiringkan wajahnya.

 

“Apa..? Aku tidak berkata apa-apa!” sanggah RyeoWook mendengus tak percaya. Sejak tadi YeonMilah satu-satunya yang mengeluh sedih atas kepergian RyeoWook.

Tingkat halusinasi gadis ini luar biasa..

 

“Ya ampun, lihat wajah jelekmu ini!” YeonMi merubah duduknya menjadi berlutut menghadap RyeoWook, tangan mungilnya menangkup wajah RyeoWook yang sama sekali tak memancarkan kesedihan itu.

“Pasti sangat berat untuk meninggalkanku? Aku sungguh tak apa, jangan bersedih, hm? Minum-minum saat merasa sedih sebenarnya tidaklah baik”  mata berairnya menatap RyeoWook khawatir, ibu jarinya menyeka kedua pipi pria ini, seakan menghapus air matanya. Sementara yang ditatap hanya mengeluarkan tatapan lelah, entah harus senang karena YeonMi nampak baik-baik saja atau marah atas hinaan gadis ini.

 

“Aish YeonMi-ya..” menghela nafas, hanya itu yang bisa dilakukannya kini.

Ia agak menyesal karena mengeluarkan wine sebelum mereka menyelesaikan makan. YeonMi-bertingkah-aneh-saat-mabuk sepertinya telah dimulai….

 

“Buka mulutmu, kau harus makan!” RyeoWook menyodorkan garpu dengan gulungan pastanya, memaksa YeonMi agar makan. Namun gadis itu malah menggeleng kencang.

 

“Tidak mau. Kau saja!” YeonMi terkikik kecil tanpa melepaskan tangannya dari pipi RyeoWook.

Pria itu hanya mendesah gusar dan menyuapkan benda itu ke mulutnya sendiri, mengunyahnya dengan setengah kesal.

Yah, makan malam mereka berakhir seperti ini. Diakhiri paksa oleh toleransi rendah tubuh YeonMi pada alkohol.

 

“Oh!! Kau imut sekali saat makan” YeonMi tersenyum senang, menatap RyeoWook penuh antusiasme. Ibu jarinya menyentuh cekungan di pipi kanan RyeoWook yang timbul kala pria itu mengunyah makanan. Menusuknya pelan lalu tertawa kecil gemas.

Persis seperti anak TK yang sedang melihat kucing lucu peliharaannya makan.

 

“Kau sangat menyukai lesung pipiku??” RyeoWook yang telah selesai mengunyah, kini menarik sudut kanan bibirnya dalam-dalam, mencoba menunjukan betapa dalamnya lesungpipit kanannya.

YeonMi yang masih menatapnya hanya tertawa kecil lalu mengangguk senang.

 

“Sangat menggemaskan! Aku menyukainya” YeonMi yang tak tahan dengan kegemasan RyeoWook, menekan pipi chubby pria ini lalu mencium bibirnya sekilas.

 

RyeoWook menatap YeonMi dengan mata agak melebar, terpaku sejenak sebelum akhirnya ikut tertawa. Ternyata tidak seburuk itu menghadapi gadis mabuk ini.

YeonMi selalu gagal membuatnya marah.

 

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Setelah berbagai makian yang RyeoWook terima, berbagai lagu yang YeonMi nyanyikan, sekian celotehan tak jelas yang didengarnya, dan ciuman yang seenaknya gadis itu berikan, RyeoWook memutuskan untuk benar-benar mengakhiri makan malam mereka. YeonMi harus tidur sebelum melakukan hal-hal aneh lain.

RyeoWook menumpuk peralatan makannya,  beranjak ke wastafel dapur untuk langsung mencucinya.

 

“Ah! Ah! Jangan pergi!!” YeonMi merengek dan berlari ke dapur, memeluk pria yang baru hendak mencuci piring itu dari belakang. Memeluknya erat seakan RyeoWook akan memasuki ruangan tanpa gravitasi sehingga ia harus memegangnya erat bila tak ingin pria itu melayang menjauh.

 

RyeoWook hanya mendecih geli dan melanjutkan kegiatannya walau harus diawali dengan menelan ludah karena.. Gadis dengan tubuh S-line sempurna ini memeluknya dengan sangat erat, terlalu erat.

 

YeonMi yang masih memeluknya dari belakang, menyandarkan pipinya pada bahu bidang pria ini.

“RyeoWook-ah, kau tahu? Sebenarnya aku sangat senang memelukmu. Rahasiakan ini, okay?” bisik YeonMi di hadapan telinga RyeoWook, seakan ini adalah rahasia yang sangat penting.

RyeoWook tertawa renyah, satu lagi keuntungan saat YeonMi mabuk. Selain ia bisa melihat wajah merahnya, ia juga pasti akan mendapatkan setidaknya satu rahasia baru.

Belakangan gadis yang biasanya sangat buka-bukaan ini mendadak sulit mengaku, bahkan terkadang agak jual mahal sehingga RyeoWook sulit mengetahui beberapa hal. Tapi syukurlah ia membongkar semuanya satu persatu saat mabuk.

 

RyeoWook kembali tertawa dan menyebut nama gadisnya saat YeonMi ikut terseret tatkala RyeoWook bergeser ke samping untuk mengambil alat masak yang hendak di cucinya. Gadis tersebut tidak menunjukan tanda-tanda akan melepaskan pelukannya dan terseret tiap langkah RyeoWook.

 

“Kau sesuka itu memelukku, huh?” menanggapi pertanyaan itu, YeonMi mengangguk cepat dengan senyum senangnya.

 

Aju~~ manhi~~” Ia memejam dan menggosokan wajahnya pada bahu RyeoWook, layaknya seekor anak kucing. Anak kucing yang menggemaskan.

 

 

~***~

 

Keduanya  berbaring di atas ranjang kamar RyeoWook. Hyungnya tak akan ada yang pulang ke dorm malam ini, sepertinya lebih baik membiarkan YeonMi menginap malam ini.

RyeoWook mengulurkan tangannya dan membiarkan YeonMi menjadikannya bantal sehingga wajah gadis itu menghadap dadanya.

RyeoWook tak henti memandangi gadis itu dengan cermat. Seakan sedang meresapi setiap detik yang mereka lalui bersama. Bukan hanya YeonMi yang berat melepaskan RyeoWook pergi, pria itupun merasakan hal yang sama, ia berat pergi meninggalkan YeonMi. Namun sayangnya tak ada pilihan lain saat ini.

 

Tangannya terus mengusap puncak kepala YeonMi dengan lembut, gadis itu hanya memejamkan mata menikmati usapannya.

 

“Aku akan lebih banyak memelukmu sebelum aku pergi” lirih RyeoWook. YeonMi membuka matanya perlahan, dan mendongak untuk melihat wajah RyeoWook.

 

“Aku pasti akan merindukan pelukanmu saat kau pergi” jawabnya.

RyeoWook tersenyum simpul dan menurunkan wajahnya, mengecup kening indah gadisnya sekilas. Ia tidak tahu kalimat apa yang bisa menggambarkan rasa sayangnya pada YeonMi, yang jelas ia sangat menyayangi gadis ini dengan seluruh hatinya. Ia ingin memberikan semua yang dimilikinya untuk gadis ini.

 

“Bagaimana dengan yang ini??” YeonMi menunjuk bibirnya sendiri dengan telunjuk, matanya membesar dengan dahi berkerut sedih layaknya bocah yang merengek minta mainan.

 

RyeoWook mengulum senyumnya. Lihatlah bagaimana gadis kaktus ini menjadi dua kali lipat lebih berani saat mabuk! Entah sudah berapa kali bibir itu mendarat di wajah RyeoWook malam ini. Semoga saja lipstik gadis ini tak meninggalkan jejak di kulit wajahnya.

RyeoWook dengan senang hati menurutinya, ia menggunakan jarinya untuk mengangkat dagu YeonMi, perlahan memangkas jarak mereka. Tadinya hanya sekedar akan mengecup lembut material berwarna pink alami itu, namun kecupan itu berubah menjadi lumatan tatkala YeonMi mengerang kecil seraya menarik bagian lingkar kerah kaos hitam RyeoWook penuh hastrat. Seakan menuntut lebih.

 

Tanpa melepaskan pagutannya, RyeoWook bangkit dari posisinya, menggunakan sikunya agar tubuh atasnya tak menindih tubuh atas YeonMi yang berada di bawahnya.

 

Tangannya yang bebas dipergunakan untuk mengusap bagian samping lekuk Indah gadis ini, tanpa sadar mencengkramnya ketika gadis yang dulu sangat tertatih dalam ciuman itu membalas lumatannya dengan lebih kasar dan penuh gairah. RyeoWook tersenyum kecil di sela kegiatannya, YeonMi mengalami banyak kemajuan.

 

RyeoWook menjauhkan wajahnya saat merasa keduanya harus bernafas.

 

Dengan dada yang naik turun YeonMi menatap pria diatasnya, mengulurkan tangan ke rahang tegas itu. Menarik garis lurus dengan telunjuknya di sana. Ia.. Tidak ingin berhenti memandang wajah ini.

Tidak bisakah mereka berada di posisi ini sepanjang malam?

 

“Kau akan melakukannya sekarang?” tanya YeonMi yang mengundang kernyitan samar di dahi prianya. Tapi kemudian RyeoWook langsung mengerti bahwa YeonMi bertanya apakah ia akan menidurinya sekarang.

“Semua orang yang bekencan melakukannya, mengapa kita tidak? Apa kau masih menganggap kita bukan apa-apa? Lakukan saja RyeoWook-ah, sebelum kau pergi?” sambung YeonMi seraya memegang sebelah bahu RyeoWook dan menatapnya seduktif.

 

RyeoWook berdeham, tak dipungkiri sebagai seorang lelaki, tentu ia bersedia saja. Tapi ia berusaha tetap mengendalikan dirinya dengan mengingat bahwa barusan bukanlah YeonMi yang sesungguhnya. Ingat, keberanian gadis ini bertambah dua kali lipat karena alkohol!

 

Berpegang teguh pada prinsipnya beberapa tahun belakangan untuk hanya tidur dengan gadis yang pasti akan dinikahinya, RyeoWook pun menolak. Bukan ia tak yakin akan menikahi YeonMi, tapi… Yah tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Ia tak ingin menyentuh YeonMi lebih jauh sebelum ada kepastian bahwa mereka akan menikah. Yah, lagi-lagi Kim RyeoWook dan prinsip-prinsip rumit hidupnya.

 

“Besok kita harus ke rumah orangtuaku. Kau tidak boleh kelelahan” jawabnya, berhasil melawan otaknya yang sedang sedikit terpengaruh alkohol itu untuk tak mengiyakan permintaan YeonMi dan melucuti pakaiannya.

 

“Ah.. Benar” YeonMi tertawa kecil. RyeoWook kembali menunduk, mencium gadis ini dengan lebih lembut selama beberapa detik kemudian melepasnya.

 

“Tapi Kau mencintaiku, kan?” YeonMi memandang kedua mata di hadapannya dalam. Bahkan dalam keadaan mabuk, ia ingin mendengar kata yang paling jarang RyeoWook ucapkan itu.

 

“Hm” gumam RyeoWook seraya mengangguk dan mengembalikan posisi seperti semula. Berbaring di samping gadis itu.

 

“Benarkah?”

 

“Um, tentu saja”

 

“Katakan lagi”

 

“Aku mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu” kali ini RyeoWook membalik tubuhnya, mengatakannya seraya menatap tepat ke mata indah gadisnya.

 

Merekapun berpeluka erat, RyeoWook menghirup aroma rambut gadis itu. Harum sekali, memabukan.

 

Jalja, Yeon-ah

 

Ia mengecup puncak kepala YeonMi sekali lagi. Mencium gadis itu sangatlah memabukan.

Saat ini sepertinya ia pun sedang mabuk. Bukan mabuk karena winenya, melainkan mabuk asmara pada gadis ini.

 

 

~***~

 

 

YeonMi membuka matanya perlahan dan objek pertama yang ditangkap matanya adalah…. Jerapah setinggi 2 meter.

 

Ia menghela nafas pelan. Ia tahu jelas ini bukanlah kebun binatang, ini kamar RyeoWook. Ruangan dimana pria itu menyimpan figur jerapah -yang sepertinya- berukuran seperti aslinya.

Dibanding membiarkan benda pemberian penggemarnya itu menjadi ornamen di studio radio, entah mengapa RyeoWook lebih memilih untuk merepotkan manager barunya untuk memindahkan pajangan yang kelewat tinggi itu dari studio ke kamarnya.

 

YeonMi tak ingin memikirkan itu lebih jauh karena kini kepalanya sangat pusing. Hal yang selalu dirasakannya saat terbangun setelah mabuk.

 

Ia menyentuh keningnya, membalik tubuh berbaringnya ke samping, dan mendapati RyeoWook baru saja memasuki kamar. Dari penampilannya YeonMi bisa menebak bahwa pria itu baru saja bangun, bahkan matanya belum terbuka sepenuhnya! Semalam pria itu tidur di sofa dan baru saja terbangun, dan hal pertama yang dilakukannya adalah melihat YeonMi di kamarnya.

 

RyeoWook tak bisa menahan senyuman tipisnya tatkala mata mengantuknya bertemu dengan gadis yang masih berbaring menghadapnya itu. Ternyata rasanya semenyenangkan ini untuk melihat YeonMi sesaat setelah membuka matanya.

 

“Kau sudah bangun Yeon-ah?” lirihnya parau seraya berjalan mendekat. YeonMi hanya bergumam kecil seraya menarik kedua sudut bibirnya keatas. Ia suka sekali mendengar suara RyeoWook saat bangun tidur. Pria itu terdengar sexy.

 

“Kau merasa pusing??” tanya RyeoWook lagi mengingat YeonMi cukup mabuk semalam.

 

“Yahh.. Tidak terlalu” jawabnya.

“Maaf aku tidak tahu aku tertidur disini. Maaf aku cepat sekali mabuk” sesalnya seraya berharap dirinya tak melakukan hal-hal aneh semalam sampai RyeoWook membiarkannya tidur di sini.

Pria yang baru saja membaringkan diri di sebelah YeonMi ini hanya terkekeh tanpa suara.

 

“Tidak masalah, lagipula kita akan pergi  setelah ini”

 

“Eh? Kemana?”

 

“Ke rumahku”

 

Sebentar- apa!?!

Ingatan YeonMi mendadak bermunculan bagai kepingan puzzle. Benar! Mereka harus ke rumah orangtua RyeoWook hari ini!

Sial, kenapa RyeoWook membiarkannya mabuk dan bangun terlambat jika ada hari sepenting ini!

 

“RyeongGu- aku harus pergi”

 

“Kemana?” tanyanya datar, hanya basa-basi tak peduli akan pernyataan YeonMi barusan. Karena ia malah kembali memejam, tanpa sadar meletakan tangannya di pinggang YeonMi.

 

“Aku harus pulang-“

 

“Akhh!”

 

YeonMi refleks mendorong keras RyeoWook yang ia pikir sedang berusaha menahannya. Tapi ternyata ia salah, pria itu terlalu mengantuk dan berhasil terguling ke bawah.

 

Tanpa basa basi YeonMi bangkit, beringsut turun dari ranjang. Dengan tergesa meraih ponsel dan tasnya lalu memakai hoodie RyeoWook, menutupi penampilan acak-acakan bangun tidurnya.

 

“Ya!! Kau mau pergi kemana, huh!?” Ujar RyeoWook meninggi saat YeonMi menuju pintu. Gadis itu kabur?? Yang benar saja!!

 

“Beri aku waktu satu jam! Hanya satu jam! Kumohon! Huh?? Kita akan pergi setelahnya”

 

 

TO BE CONTINUED

6 pemikiran pada “[FF] Drunk On You // Twoshot (Part 1)

  1. Finally i found this blog again. This is my new user name, i really miss your post about ryeowook. It’s really hard to find ryeowook’s fanfiction nowdays.

Tinggalkan komentar