[FF] Our Love//Part 7 – It’s Over (End 2/2)



Author: Blue Angel
Title: Our Love – Part 7 “It’s Over” (Series of ‘Love Like This’) [END 2/2]
Main Casts:

  • Shin YeonMi
  • Kim RyeoWook
  • And other(s)

 

Genre: Romance
Length: Chaptered
Rating: PG-17
Disclaimer: This is my original fanfic! The plot of story is pure from my brain~ This story and Kim Ryeowook are mine! This story is just fiction, so bashing and plagiarism are not allowed!

A/N: wahahaha ngepostnya ngaret dikitt karena banyak kegiatan tak terduga yang tiba-tiba terjadi(?)😂 tapi kali ini beneran end kok! ㅋㅋ


Makasih banyak buat yg baca, semoga terhibur 😀

 

Before stories:

Heart Break

Love Like This

Winter in Love

Our Love – Part 1 “Make you jealous”

Our Love – Part 2 “Disorder”

Our Love – Part 3 “Im Sorry”

Our Love – Part 4 ”The Choice”

Our Love – Part 5 “First Date”

Our Love – Part 6 “Doubt”

Our Love – Part 7 “Its Over” (1/2)

 

[FF] Our Love//Part 7 – “It’s Over” (2/2)

 

=***=

 

 

*Author’s PoV*

YeonMi membuka pintu apartementnya setelah memasukan kodenya. Ia berjalan pelan memasuki ruangan beraroma vanilla itu. Rasanya agak aneh karena ini bahkan masih pukul satu siang, namun ia telah tiba di rumah.

 

Sebenarnya masih ada mata kuliah yang harus dihadirinya, namun ia memutuskan untuk absen demi mengunjungi HeeKyung yang diketahuinya sedang sakit.

Dan tujuannya terlebih dahulu pulang yaitu untuk mengambil syal milik HeeKyung yang kemarin dipakainya -setelah dipaksa pria itu-
YeonMi akan mengembalikannya sekaligus menyampaikan sesuatu yang cukup penting.
 

YeonMi tersenyum setelah menemukan syal berwarna abu-abu itu. Ia mendekapnya sekilas sebelum memasukannya ke dalam tas.
HeeKyung sudah sangat baik padanya, dan sekarang YeonMi ingin melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat pria itu senang.
 

YeonMi akan membawakannya makanan.

Gadis yang rambutnya diikat itu kemudian berjalan menuju dapur, membuka kulkasnya, melihat-lihat apakah ada bahan makanan yang sekiranya bisa diolah. Membuat sendiri akan lebih terasa special kan?

Tapi kemudian senyumnya pudar saat mengingat bahwa kemampuan masaknya benar-benar tak bisa diandalkan. Ia tak bisa membiarkan HeeKyung merasakan makanannya yang belum teruji kelayakannya itu.

Huufth

YeonMi menghela nafas kasar. Terlebih HeeKyung sedang sakit, ia tak ingin membuat pria tersebut muntah atau semacamnya. Cukup RyeoWook saja yang pernah merasakannya.
Akhirnya ditutupnya kembali pintu lemari pendingin itu, sepertinya membeli adalah solusi terbaik.

 

Ia baru hendak beranjak dari sana saat matanya tertuju pada sebuah kain yang membungkus rapi sekitar tiga tumpuk kotak makanan yang entah sejak kapan berada di atas meja.

 

Ia baru saja membuka ikatan kain itu namun alisnya langsung berkerut saat ia menemukan secarik kertas di dekatnya.

 

“YeonMi-ya! Kau baru pulang? Aku tahu kau masih marah pada ku, karena saat aku menulis ini kau bahkan masih belum membuka pesan ku. Sempatkan untuk menghabiskan ini! Aku membuatkannya untuk mu. Mungkin semuanya sudah dingin saat kau membacanya, tapi kau bisa menghangatkannya. Makanlah dengan baik! Aahh aku harusnya bisa menemui mu di kampus hari ini, tapi aku hanya punya waktu sekarang dan kau bahkan tak kunjung membaca pesan ku, hari ini aku akan sangat sibuk. Jadi.. Aku hanya bisa membuatkan mu beberapa makanan. Maafkan aku~ Besok kita bertemu! Tunggu aku!”

“PS: Kau harus membaca semua pesan ku dan mengangkat panggilan ku, arraseo?”
Ryeong

 

YeonMi melipat kembali kertas itu tanpa ekspresi, berusaha memusnahkan perasaan senang yang dengan seenaknya membuncah di hatinya. Sedangkan otaknya sekeras mungkin mengumandangkan bahwa ini hanyalah permainan. Ia harus berhenti mempercayai RyeoWook dan menunggu pria itu.

YeonMi mengangguk dalam diam seraya memejam, ia harus belajar memaksakan diri mulai sekarang. Seberapa besar rasa sukanya pada RyeoWook saat ini, ia harus menghilangkannya sekarang.
 

Dan pria itu bilang YeonMi tak kunjung membaca pesannya, sebenarnya YeonMi bukan tak membacanya, gadis itu bahkan tak menerimanya, YeonMi benar-benar memblokir RyeoWook di SNS tempat mereka biasanya berkomunikasi. Sebanyak apapun RyeoWook mengirimnya pesan, takkan pernah sampai ke ponselnya. Dan pria itu tak mengetahuinya.

Tangannya kini menyentuh bagian bawah kotak itu. Masih hangat. Itu tandanya RyeoWook belum lama pergi, kan?

Untung saja mereka tak berpapasan. Ia tak bisa membayangkan jika mereka bertemu secara langsung, YeonMi pasti ingin memaki atau bahkan memukulnya, namun apakah ia sanggup dan takkan berakhir dengan menangis tanpa sanggup mengucapkan apapun?

 

Perhatiannya tiba-tiba teralih pada sebuah kotak lain yang baru disadarinya ada diatas meja. Terlihat seperti… Kotak perhiasan?

YeonMipun mengambilnya kemudian membukanya perlahan, dan kali ini ia mendapati sebuah kalung yang sangat indah bersama kertas kecil di sana. Terlebih dahulu diambilnya kertas tersebut, membaca sederet tulisan rapi yang sangat dikenalnya itu.
 

“Tadinya aku ingin memasangkannya dengan tangan ku sendiri, tapi akhirnya aku malah memberikannya seperti ini. Aku menyesal karena tak memberikannya pada mu lebih cepat. Jika kau memaafkan ku, aku ingin melihat mu memakai kalung ini besok”
YeonMi menghela nafas berat, berusaha menahan dadanya yang berdebar senang dan sakit secara bersamaan.

Ia sangat mendambakan hal romantis yang RyeoWook lakukan seperti ini, tapi mungkin sekarang tidak.
 

Ia merutuki mata sembabnya yang memanas.

Tidak! Kau tak boleh menangis YeonMi-ya!!

 

Sekuat tenaga ia menahan air matanya yang mulai menggenang. Mengapa RyeoWook terus melakukan hal seperti ini? Pria itu terus memperlakukannya seakan ialah yang paling istimewa, namun kenyataannya…. Ia bahkan tak pernah memberi kepastian mengenai perasaanya. Dan sialnya YeonMi masih saja terjebak, ia merasa menjadi orang yang paling bodoh sekarang.
Ditutupnya kembali kotak tersebut, memandanginya sesaat dengan senyum masam yang terpahat di bibirnya.

 

“Dan jawaban ku.. Tidak” Gumamnya lalu detik selanjutnya benda itu sudah berada di dalam tempat sampah di bawah meja. Pertanda bahwa ini adalah akhir darinya dan RyeoWook. Pria itu sudah bertindak terlalu jauh, ia tak bisa memaafkannya lagi.

Mungkin ia belum tahu bahwa seseorang mengirimkan foto-foto itu pada ku, batinnya.

 

Dihapusnya air mata yang hampir menetes di pipinya kemudian melihat jam tangannya. Sebaiknya ia cepat-cepat menemui HeeKyung dan mengakhiri drama menyedihkan yang terus dibuat otaknya.
YeonMi mengurungkan niatnya untuk mengikutsertakan ketiga kotak makanan itu masuk tempat sampah, ia kini membungkusnya kembali sebelum membawanya pergi. Hendak memberikannya pada HeeKyung, seseorang yang tak disukai RyeoWook.

 

Lebih bermanfaat dibanding membuangnya kan?

 

 

~***~

 

YeonMi menekan tombol dengan angka 21 begitu tiba di dalam lift yang kini membawanya naik menuju tempat tinggal HeeKyung.

 

Ia menarik nafas singkat.

 

Gadis dengan coat coklat ini tersenyum kecil sambil menggenggam erat kain pembungkus kotak makanan di tangannya.
Sebentar lagi ia akan memberikan jawaban pada Lee HeeKyung, mengenai pertanyaannya malam itu.

 

YeonMi akan menyampaikan bahwa… ia menerimanya, ia bersedia menjadi kekasih dari pria itu, pria yang selama ini selalu membantunya dan ada dikala ia butuh. Ia harap HeeKyung bisa memberikan kebahagiaan baru dan mampu menghapuskan nama Kim RyeoWook dari hatinya.
Tapi apa YeonMi agak jahat karena menerima HeeKyung disaat ia belum sepenuhnya melupakan RyeoWook?

Umm sepertinya tidak. Karena YeonMi sudah membulatkan niat untuk melupakannya, dan apabila ia telah berhasil melupakan RyeoWook karena HeeKyung, toh YeonMi takkan mencampakkan HeeKyung begitu saja. Ia akan terus berada di sisi pria itu seperti yang dilakukan HeeKyung selama ini.

 

Liftpun terbuka dan masih dengan senyum yang terkulum, YeonMi melangkah keluar. Langkahnya tiba-tiba memelan saat melihat dua orang yang berdiri diambang pintu apartment HeeKyung yang hanya berjarak beberapa meter dari sini.

 

HeeKyung yang berdiri membelakanginya tengah berbicara pada gadis berlipstick merah terang yang nampak tak asing baginya. Apakah ia juga mahasiswi di kampusnya? Ahh sepertinya bukan!

Tapi YeonMi yakin pernah melihatnya! Tapi.. dimana? Otaknya tak bisa mengidentifikasi dimana ia melihat gadis berambut panjang tersebut.

 

Dan entah mengapa YeonMi akhirnya malah memilih berjalan mengendap-endap masuk ke pintu darurat disamping lift dan mengamati keduanya dari sana, berusaha mendengarkan percakapan mereka.
“Kau melakukannya dengan baik” HeeKyung mulai bersuara lagi. Dan YeonMi langsung memposisikan telinganya sedemikian rupa guna mempertajam pendengarannya.
“Tentu saja~ Ini sangat mudah bagi ku, kau tahukan aku ahlinya” Jawab gadis berblazzer hitam itu sambil bersedekap.
HeeKyung hanya menyeringai sekilas dan mengeluarkan amplop cokelat tebal dari sakunya. Pria itu menghela nafas pelan.

“Untuk mu dan pelayan restoran itu”

 

Gadis itupun menerimanya dengan wajah antusias lalu mengeluarkan isinya. YeonMi bisa melihat lembaran dollar yang entah ada berapa tengah dihitung gadis itu.

Ia tahu uang memang bukanlah masalah bagi seorang Lee HeeKyung tapi ia tetap bertanya-tanya apa yang telah gadis itu lakukan untuk HeeKyung hingga dibayar sebanyak itu?
“Jika kurang, aku akan mengirimkan sisanya ke rekening mu” Tanggap HeeKyung datar pada gadis yang kini menatapnya. Gadis bermata sipit tersebut hanya tertawa genit.
“Ahaha, tidak. Ini lebih dari cukup sebagai bayaran setelah meniduri seorang idol pria”
“Ya!! Aku sudah bilang jangan melakukan apapun padanya! Hanya foto saja!” Sentaknya agak kesal. Gadis itu hanya mendesis pelan.
“Ck! Aku tahu! Akupun hanya membuatnya tertidur dengan obat yang ku masukan dalam minumanya lalu membawanya ke penginapan terdekat. Aku jamin takkan ada yang melihatnya!”

“Dan percayalah aku hanya melepaskan pakaian atasnya saja walau aku sangat ingin melihat seluruh tubuhnya yang sangat terawat itu. Ouh~ RyeoWook itu, ia benar-benar menawan saat tertidur” Jawabnya tertawa kecil.
 

Seketika YeonMi membekap mulutnya tak percaya. Otaknya mendadak bekerja dengan cepat, sekarang ia ingat bahwa.. Gadis ini adalah yang ada di foto misterius bersama RyeoWook!

 

Jadi HeeKyung….
 

“Dan juga, jangan sampai foto itu tersebar. Cukup YeonMi saja yang menerimanya. Jangan sampai tersebar! Aku masih cukup baik untuk tak menghancurkan karirnya” HeeKyung mengangkat sebelah bibirnya. Membayangkan bahwa perbuatannya kali ini mungkin bisa memenuhi ekspektasinya.

 

Membuat YeonMi berfikir bahwa RyeoWook tak baik.
“Hm, arasseo HeeKyung-nim. Hubungi saja aku bila ada pekerjaan lagi” Gadis itu melangkah mendekat dan mengusap lengan HeeKyung sekilas lalu mengedipkan matanya menggoda.

“Aku pergi~” Iapun melenggang dengan sepatu haknya yang berbunyi di tiap langkahnya sebelum menghilang tertelan lift.
 

HeeKyung yang memperhatikan langkah gadis itu, mendengus meremehkan.

“Dasar jalang” Desisnya dan kembali berbalik, hendak masuk kembali namun ia tersentak saat merasa seseorang baru saja melemparkan sesuatu ke punggungnya.

 

Ia mendapati sebuah kotak makan di dekat kakinya. Dan pria itu berhasil dibuat sangat terkejut kala ia berbalik dan mendapati YeonMi yang berdiri disana, menatapnya tajam dengan air mata dan kepalan tangan. Matanya memancarkan kekecewaan, kemarahan sekaligus kesedihan.
“Y-YeonMi-ssi, S.. Sejak kapan kau disini?” Tanyanya gugup.
YeonMi mendengus meremehkan seraya berjalan mendekat, berhenti tepat di depannya dengan rahang yang mengeras.
“Sejak gadis itu berbicara dengan mu” Jawabnya dingin yang seketika itu juga membuat HeeKyung kehilangan susunan kata yang sudah disiapkannya.
“A-aku bisa menjelaskan–” Ucapannya berhenti begitu YeonMi mendaratkan tamparan keras di pipi kanannya.
“Menjelaskan apa!? Menjelaskan bahwa kau yang menjebak RyeoWook sehingga foto-foto itu ada!? Apa kau sadar apa yang kau lakukan, hah!?” Bentaknya dengan air mata yang tanpa sadar kembali turun. Tanpa isakan. Ia bukan sedih, melainkan emosinya telah melewati batas normal. Ia tidak tahu hal apa yang bisa membuatnya lebih marah dari ini.

 

Kekecewaannya terhadap HeeKyung benar-benar tak bisa digambarkan dengan kalimat. Pria itu hampir membuat YeonMi membenci RyeoWook sekaligus menghancurkan karirnya jika saja foto itu tersebar. Gila, pria ini pasti gila.
YeonMi meneguk salivanya untuk melonggarkan tenggorokanya yang tercekat.

 

“Jadi ini sosok sebenarnya dari pria yang paling dikagumi di kampus!? Yang rela melakukan hal apapun untuk menjatuhkan seseorang!?” YeonMi mendengus tak percaya dengan tatapan bencinya. Penilaiannya terhadap HeeKyung selama ini benar-benar salah.

Oh, patutlah ia bersyukur karena mengetahui kenyataan ini sebelum memutuskan untuk menjadi kekasih pria ini.

Kekasih!? Tidak. YeonMi takkan pernah mau menjadi kekasih dari pria jahat sepertinya.
Gadis itu menghapus air matanya kasar dengan ujung bajunya.

 

“YeonMi–”
“Ayo jangan saling bertemu lagi. Aku membenci mu dan takkan pernah memaafkan mu” Desisnya tanpa sudi menatap HeeKyung.

 

YeonMi berbalik, pergi meninggalkan HeeKyung yang kini hanya bisa mematung dengan mata berairnya yang menunjukkan tatapan nanar.
Pria itu menyandarkan tubuhnya yang melemas pada pintu, berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, menahan gemuruh hebat yang terjadi di dadanya.

 

Rasanya semuanya terjadi begitu saja.

Sebelumnya ia memang merelakan YeonMi bersama RyeoWook, selama gadis itu bahagia. Namun semakin lama ia menjadi tak terima karena RyeoWook terus membuat YeonMi menangis. Dan ia makin tersakiti karena YeonMi tetap saja hanya melihat pada RyeoWook, tak pernah sekalipun melihatnya sebagai seseorang yang selalu ada.

Tapi kini HeeKyung menyadari bahwa yang dilakukannya sangat salah dan justru membuatnya takan bisa melihat gadis itu lagi. Semuanya sudah berakhir.
 

~***~

 

“Hm aku yakin. Ohya, sepertinya aku takkan mengaktifkan ponsel ku hingga besok siang. Jadi, aku yang akan menghubungi mu duluan nanti, jangan khawatir” ShinDong mengernyit begitu mendengar pernyataan dongsaengnya di ujung telepon sana.
“Kenapa? Apa kau ada masalah lagi dengan RyeoWook?” Tebaknya.

Ah tetapi biasanya ia akan kalut atau uring-uringan sendiri saat ada masalah dengan pria itu. Dan kini suara YeonMi terdengar… Tenang?
Jadi… Sepertinya tak terjadi apapun.
“Haha tidak~ Kami takkan memiliki masalah lagi” Jawabnya yang membuat ShinDong tersenyum simpul dan teringat kalimat RyeoWook saat mereka sedang di balkon apartmentnya.
“Kau tahu Hyung? Sebelumnya aku selalu merasa jenuh atau risih ketika memiliki kekasih. Tapi YeonMi… Ia berbeda, seakan menghadirkan perasaan baru yang belum pernah ku rasakan, kau pikir aku akan menyia-nyiakannya?” Kalimat itu masih jelas di ingatannya. Ya, ShinDong tahu bahwa RyeoWook begitu tulus terhadap YeonMi. Dan ia senang akhir-akhir ini tak pernah ada aduan dari YeonMi mengenai pria itu. Itu artinya mereka baik-baik saja kan?

Ya, RyeoWook adalah orang yang tepat untuk YeonMi.
“Kalau begitu.. Aku akan menutupnya, aku pergi Oppa” Ucapnya. ShinDong tertawa tanpa suara.
“Hm~ Hati-hati lah”

~**~

 

*RyeoWook’s PoV*

 

Ku lempar ponsel ku ke dashboard mobil begitu lagi-lagi suara operator lah yang terdengar. Ponsel YeonMi masih tak aktif.

Aisshh, apakah ia semarah itu? Ia bahkan tak membaca semua chat ku di SNS sejak kemarin pagi. Panggilan serta SMS ku pun diabaikan.
Aku tahu ini semua karena kami tak bertemu di cafe itu. Hari itu harusnya menjadi hari yang baik bagi kami, karena aku akan menjelaskan semuanya dan membayar tangisannya kemarin.

Tapi nyatanya… Pagi hari setelah malam itu aku malah terbangun di tempat asing. Sebuah penginapan. Tapi yang membuat ku heran adalah… Bagaimana aku bisa tiba disana!? Ya, aku ingat bahwa saat itu aku tak bisa mempertahankan kesadaran lebih lama saat kepala ku tiba-tiba saja pusing.

 

Jadi apakah seseorang membawa ku? Atau justru akulah yang pergi tanpa sadar?

Akupun bergegas kembali ke dorm dan manager ku langsung menyambut kedatangan ku seperti seorang Eomma yang sudah bertahun-tahun tak melihat anaknya. Ya, ia agak panik karena aku tak pulang sejak sore dan sulit dihubungi, padahal aku hanya berkata bahwa aku pergi menemui YeonMi.

Akupun langsung menceritakan kejadian aneh ini, menyebabkan ku harus mengawali pagi yang membingungkan itu dengan mendengarkan omelannya kurang lebih tiga puluh menit dengan was-was karena tangannyapun seakan siap mendarat di kepala ku kapan saja. Ya, aku tahu aku sangat ceroboh kali ini. Scandalku saja belum sepenuhnya dilupakan dan aku hampir saja membuat scandal baru.
Pihak SM langsung memeriksa internet secara menyeluruh, memastikan tak ada hal-hal aneh mengenai ku yang tersebar. Sempat diduga bahwa ini adalah hal yang sengaja dilakukan seseorang yang nantinya akan mengancam dan meminta bayaran pada perusahaan bila tak mau rumor aneh mengenai ku tersebar.
Namun syukurlah hingga detik ini, tak ada hal-hal seperti itu. Sehingga merekapun memperbolehkan ku keluar kali ini.

Jadi… untuk sementara aku menyimpulkan bahwa, aku mabuk dan berakhir dengan membawa diri ke penginapan.

 

Jalanan cukup lenggang dan mobil ku melaju sangat kencang membelah ketenangan pagi hari. Aku harus menemui YeonMi sekarang, walau ia tak mau, aku akan memaksanya dan memastikan bahwa ia mendengar semuanya langsung.
Aku telah tiba di hadapan pintunya. Dan tanpa menunggu lagi, ku ulurkan tangan untuk menekan belnya. Dan jari ku kembali menekannya tak sabaran saat tak ada tanda-tanda bahwa ia akan membukakannya.
Ku lirik jam tangan ku sekilas. Harusnya YeonMi sudah bangun dan belum berangkat kuliah. Tapi mengapa ia tak kunjung membukanya?

Aku menghela nafas kasar. Apa ia dalam keadaan baik-baik saja? Aku takut di balik pintu ini, dirinya tengah terbaring lemah di ranjangnya karena tidak makan dengan baik atau kurang istirahat. Dan parahnya semua itu disebabkan oleh ku.

 

Akhirnya tanpa berpikir lagi, jari ku dengan cepat menekan kode pintunya yang -untungnya- tak diubah. Aku benar-benar takut terjadi sesuatu padanya.

 

“YeonMi-ya!”

 

Dengan nafas agak memburu, aku berlari masuk, aroma vanila seperti biasa langsung menyambut ku. Ku edarkan pandangan tanpa berhenti memanggil YeonMi. Ruang tengahnya nampak sepi dengan tirai yang tertutup. Apa ia belum bangun?
Akupun langsung menyambar pintu kamarnya dan jantung ku mendadak berdebar begitu aku kesulitan membukanya. Terkunci? YeonMi takkan pernah menguncinya kecuali ia pergi dalam waktu yang lama atau… Melakukan sesuatu yang–
Ahh sial! Tidak, di saat seperti ini aku harus menghentikan segala fantasi yang terus mendatangi pikiran ku. Bagaimana mungkin aku berpikir YeonMi tengah mencelakai dirinya sendiri! Ini hanya karena aku terlalu takut. YeonMi akan baik-baik saja RyeoWook-ah~
Akupun berlaih pada kamar mandi di dekat dapur. Dan.. Tidak ada. Kamar mandinya kosong dan bila diamati sepertinya kamar mandi ini sudah dipakai. Karena lantainya tak benar-benar kering.

Akupun keluar dengan hati yang masih gelisah. Sebelah tangan ku bergerak mengacak rambut ku sekilas.

Apa YeonMi sudah pergi? Atau sedang keluar sebentar? Lalu mengapa ia harus mengunci kamarnya? Aku tahu persis bahwa YeonMi tidak pernah mengunci kamarnya. Ahh dan mengapa hati ku benar-benar gelisah?

 

Apa ia tak membaca pesan-pesan ku? -SMS tidak memiliki tanda khusus bila sudah dibaca-
Dan surat ku? Surat! Mata ku langsung tertuju pada meja makan disusul dengan kaki ku yang mendekat.
Ku lihat kertas yang terbubuh tulisan tangan ku itu masih ada di atas meja namun tidak dengan makanan yang ku berikan. YeonMi memakannya kan? Ia membaca suratnya kan? Apa ia memakai kalungnya sebagai tanda bahwa ia memaafkan ku? Terlalu banyak pertanyaan di pikiran ku.

 

Apa ia pergi karena tahu aku datang? Segera ku raih ponsel dan menempelkannya ditelingaku setelah menekan lama angka 1 sebagai dial speed untuk menghubunginya.

Namun aku hanya bisa memejamkan mata sambil memegang kepala ku saat operator berkata bahwa nomornya belum aktif.

 

Ku jauhkan ponsel ku dengan kesal. YeonMi-ya kau benar-benar membuat ku khawatir…
Tanpa sengaja mata ku tertuju pada sebuah tempat sampah dekat kaki ku, di dalamnya ada sebuah kotak yang mirip dengan kotak kalung pemberian ku.

 

Tidak– bukan mirip! Benda itu.. Memang pemberian ku. Ia membuangnya??
Akupun membungkuk sambil mengulurkan tangan, berniat mengambilnya namun terinterupsi oleh ponsel di tangan kiri ku yang bergetar pertanda pesan masuk.

Dan mata serta senyum ku otomatis melebar saat melihat nama YeonMi disana. Seakan beban yang mengganjal di dada ku jatuh begitu saja. Setelah mengabaikan ku berhari-hari, YeonMi akhirnya merespon ku. Itu tandanya ia baik-baik saja kan?
 

“Kau bertanya mengapa aku marah?”
Tulisnya singkat dan disusul dengan masuknya beberapa foto.
Mata ku nyaris keluar dari tempatnya melihat foto-foto itu. Foto ini… Apa ini aku!??
Aku memperbesar satu foto, memperhatikannya secara rinci. Dan aku dibuat bingung saat tahu bahwa foto ini bukan hasil rekayasa.
Demi Tuhan, aku benar-benar tak tahu mengapa ada foto-foto seperti ini. Dan darimana YeonMi mendapatkannya!?

Aku bahkan tak mengenal gadis yang berada di samping ku itu. Dan aku tak ingat pernah befoto seperti ini!! Mungkinkah malam itu……

 

Aku mengerang keras. YeonMi pasti salah paham! Ya Tuhan..
“Aku memiliki masalah serius mengenai mempercayai orang-orang sekitar. Aku akan pergi… Untuk menenangkan diri. Annyeong!”
Dahi ku bekerut membaca pesannya yang baru masuk ini. Pergi?? Kemana ia akan pergi!?
Akupun kembali menghubunginya, namun rasanya aku ingin menghempaskan ponsel ku ke lantai saat nomornya lagi-lagi dinonaktifkan. Shin YeonMi kau benar-benar membuat ku gila!!

Akupun berinisiatif menghubungi ShinDong Hyung, berdoa dalam hati ia akan tahu kemana YeonMi pergi.
Hanya nada sambung yang memenuhi pendengaran ku. Ku mohon jawablah, Hyung~

Nafas ku terhela lega kala nada itu berhenti digantikan suaranya.

“Yeob–”
“Hyung dimana YeonMi!?” Tanya ku tak sabaran.
“Huh? Bukankah ia akan ke Singapore pagi ini?”

~**~

*Author’s PoV*

 

RyeoWook melompat keluar dari mobilnya begitu mobilnya terparkir di kawasan Gimpo Airport. Ia mengambil nafas panjang lalu berlari masuk bandara.
“Ia akan pergi dengan penerbangan pukul 10”

Kalimat ShinDong itu terus terngiang di kepalanya. Pria berjaket dan topi putih itu menoleh kesegala arah kalang kabut, mencari petugas yang bisa ditanyainya. Dan sedetik setelah pertanyaannya dijawab, RyeoWook langsung berlari menuju pintu yang akan dilalui penumpang bertujuan Changi Airport.
RyeoWook berlari sekencang mungkin sambil mengedarkan pandangannya. Wajahnya pucat dan keringat dingin mengaliri tubuhnya, seakan ia akan mati bila ia lambat dan lengah. Dengan nafas yang memburu, mata coklat gelapnya terus meneliti tiap orang yang berlalu lalang, takut-takut melewatkan YeonMi yang mungkin berada d iantaranya.

 

Ia tak peduli pada orang-orang yang menatapnya aneh ataupun gadis-gadis berambut coklat madu yang menjadi ‘korbannya’ berdecak kesal karena RyeoWook seenaknya membalik tubuh mereka dan lari begitu saja setelah mengerang kasar. Benar-benar kacau.
Pria itu hanya takut suara tangis ketakutan YeonMi saat itu menjadi suara terakhir YeonMi yang didengarnya.

Ia tak mau itu terjadi, ia tak bisa membiarkan YeonMi pergi begitu saja dengan semua kesalahpahaman ini. Gadis itu belum mendengar penjelasannya.

Dalam hati, RyeoWook hanya bisa merutuki semua kesalahannya, mood sialannya. Ia tak tahu apa yang akan terjadi bila YeonMi benar-benar pergi.

 

RyeoWook hampir putus asa saat mendengar suara yang mengumumkan bahwa pesawat ke Singapore akan lepas landas sebentar lagi.

 

Namun secercah senyuman lega mendadak terbit di bibirnya saat melihat sesosok gadis dengan blazer putih dan rok pendek kotak-kotak tengah berjalan sambil menyeret koper pinknya.

 

Itu YeonMi. Ya, RyeoWook yakin itu Shin YeonMi. Tak ada orang lain yang bisa membuatnya berdebar hanya dengan melihat punggungnya.

RyeoWook mempercepat larinya, melewati kerumunan, mengerahkan segala tenaganya untuk sesegera mungkin mencegat pergelangan tangan mungil itu.

 

Dan…. Berhasil.

Sang empunya pun otomatis berhenti melangkah dan berbalik.

Ia kembali tersenyum lega ditengah nafasnya yang terengah, rasa bahagia membuncah begitu saja di dadanya ketika wajah cantik itu menghadapnya. I

 

Ia… Benar-benar merindukan YeonMi.

 

Kini waktu terasa melambat, ia hanya ingin menatap wajah itu lama-lama.
Sementara YeonMi membulatkan mata mendapati RyeoWook di belakangnya, mencengkram tangannya erat. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah keadaan pria bertopi itu. Tangannya sangat dingin serta wajah pucatnya berhiaskan keringat, nafasnya tak karuan dan matanya menatapnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.
“Ryeong–” Koper pinknya terlepas begitu saja saat tubuhnya dipaksa masuk kedalam dekapan pria itu.

RyeoWook memeluk tubuhnya begitu erat, tak ada jarak sedikit pun di antara mereka, membuatnya agak sesak dan hendak melepaskannya perlahan.

Namun dengan cepat RyeoWook kembali mengeratkannya, enggan melepasnya. Pria tampan itu memejamkan mata, berusaha melepaskan semua rindu dan kekhawatirannya.

 

Akhirnya YeonMi membiarkannya. Ia bisa merasakan dentuman jantung RyeoWook yang luar biasa cepat, seakan segera meledak. Juga kaosnya yang agak basah dan nafasnya yang tersenggal. Apa ia baru saja mengikuti marathon?
“Kau pikir kau mau kemana hah!?” Lirih RyeoWook. Untuk saat ini hanya kalimat itu yang bisa dikatakannya. Otaknya belum bisa bekerja untuk sekedar menyusun penjelasan yang harusnya dikatakan.

 

YeonMi mengerjap-ngerjap cepat. Orang-orang tengah memperhatikan mereka dengan beragam tatapan.
“RyeongGu–”
“Kau membuat ku khawatir hingga rasanya hampir gila” Desisnya.

“Kau tak boleh pergi begitu saja YeonMi-ya! Aku sudah berkata bahwa kau tak boleh meninggalkan ku tanpa izin. Jika aku menyakiti mu, pukul saja aku, tapi jangan pergi! Kau harus mengizinkan ku memperbaiki semuanya atau setidaknya menjelaskannya”

 

Biarlah YeonMi berpikir bahwa dirinya egois karena memaksa agar YeonMi memaafkannya. RyeoWook tak bisa untuk tak egois dan membiarkan YeonMi pergi, ia terobsesi pada gadis ini, ia hanya bisa melihatnya dan tak bisa melepaskannya. Ia tak bisa membayangkan bila mereka harus berpisah.

 

Pria itu menarik nafas panjang,

“Mianhae. Aku salah karena sempat mengabaikan mu dan kurang terbuka padamu. Aku– memiliki alasan untuk itu, walau kau tak bisa menerima itu, setidaknya kau harus tahu bahwa aku bukan sengaja melakukannya. Maaf karena tak memperlakukan mu dengan baik. Aku salah, maaf telah membuat mu kecewa berkali-kali. Aku tahu aku bodoh karena membiarkan kelelahan merusak moodku dan membuatku gila, tapi percayalah tak ada gadis lain saat ini. Aku benar-benar minta maaf” Tanpa merubah posisinya, Ia mencurahkan segala isi hatinya walaupun mungkin kata-kata tidaklah cukup untuk YeonMi memaafkannya.
Sementara YeonMi hanya terdiam, bahkan tidak untuk sekedar membalas pelukannya. Membuat RyeoWook agak khawatir dan bersumpah dalam hati bahwa ia takkan memaafkan dirinya sendiri bila YeonMi mengingikan mengakhiri semua ini karena sudah terlalu tersakiti. Gadis itu bahkan membuang kalung pemberiannya.

Ia meneguk salivanya, berupaya melonggarkan tenggorokannya yang agak tercekat.

 

“Kajimayo. Jebal” Lirihnya lagi sambil membenamkan wajahnya di ceruk leher YeonMi, sekaligus menyembunyikan ekspresinya yang mungkin terlihat menyedihkan.
Tatapan RyeoWook mendadak nanar kala merasa tangan gadis itu meremas lengannya kemudian mendorongnya pelan. Melepaskan pelukannya.

 

Matanya menemukan YeonMi sedang menatapnya dalam, ada kilatan di mata indahnya.

Dan RyeoWook nampak risau, takut setelah ini ia akan mendengar kalimat yang paling tak ingin didengarnya. Perpisahan.

 

Namun tanpa diduga, kedua sudut bibir YeonMi tertarik ke atas. Dan setetes air mata menetes ke pipinya ketika gadis itu terkekeh.

 

“Ya!! Aishh brengsek kau bajing kecil, kalimat mu benar-benar menyentuh ku, ahh eottokhae~” YeonMi menyeka pipinya cepat. Lalu mengalihkan matanya pada RyeoWook yang masih menatapnya dengan tatapan memohon.
Seketika itu RyeoWook tak bisa mengendalikan ekspresi senangnya, mulutnya sedikit terbuka, dengan pipi yang terangkat serta mata berbinarnya yang tak lepas dari wajah gadis itu.

 

Ia tak tahu kalimat apa yang bisa menggambarkan perasaanya saat ini. Untuk pertama kalinya ia merasa senang saat YeonMi baru saja menyumpah serapahinya.
“Kau memaafkan ku kan??” pria berlesung pipit itu memastikannya lagi. YeonMi terkekeh tanpa suara seraya menatapnya geli.

 

Tapi kemudian YeonMi malah berdehem dan mengangkat dagunya, bersedekap di dada. Sempat-sempatnya memikirkan image ‘cepat luluh’ yang sedang berusaha dihilangkannya.
“Umm.. Aku.. Suka melihat pria yang memohon. Jadi.. Hm~ Yaah.. Aku memaafkan mu” Ia mengangguk-angguk dengan ekspresi serius buatannya yang justru membuat RyeoWook gemas dan tak bisa menahan tawanya. Sedetik kemudian gadis itu langsung memekik karena RyeoWook mencubit pipinya.
“Kau tahu betapa takutnya aku saat tahu kau akan pergi? Aishh kau bahkan tak membaca semua pesan ku di kakaotalk! Aku mengirim mu banyak pesan disana! Apa kau mengabaikan sms ku juga, hah?!” Omelnya. Sejak kemarin ia begitu tak tenang karena tanda khusus yang menandakan bahwa YeonMi tidak membaca chatnya, tak kunjung hilang.
YeonMi hanya terkikik dan menatap RyeoWook dengan wajah yang dimiringkan.
“Mau ku tunjukkan sesuatu?”
“Apa?” Tanya RyeoWook pada YeonMi yang sedang mengeluarkan ponselnya.
“Aku memblokir kakaotalk mu” Gadis itu dengan santai menunjukan ponselnya.
“Apa katamu?!”

“Jadi.. Kau.. Tak menerima apapun?” Lanjutnya heran. Ia meminta maaf dan menjabarkan penjelasannya disana, namun YeonMi tak menerimanya? Lalu mengapa YeonMi memaafkannya semudah ini? Ia pikir gadis itu takkan pernah mau memaafkannya. Terutama karena foto itu.

“Ah! YeonMi-ya, Foto-foto itu.. Aku bersumpah itu tak seperti yang kau–” Ucapannya terpotong oleh desahan YeonMi.
“Aku tahu. Aku tak ingin membahasnya. Aku tahu mengapa sampai ada foto-foto seperti itu. Yang jelas ini bukan kesalahan mu” Jawabnya. Ya, ia menyesal karena telah berpikiran negatif terhadap ‘namjachungu’nya itu.

 

Ia tak menyangka Lee HeeKyung adalah dalang dibalik semua ini dan ia bersyukur karena mengetahui bahwa RyeoWook bukanlah pria jahat.
“Kau tahu?? Bagaimana kau bisa tahu? Aku bahkan tak tahu apapun dan baru melihatnya saat kau mengirimnya” Tanda tanya besar tergambar jelas diatas kepalanya.
“Aku mengetahui semuanya, akan ku ceritakan nanti. Dan kau tak perlu khawatir foto itu akan tersebar”
“Nanti?? Kenapa?” Alis tebalnya tertaut.
Gadis itu melirik jam tangannya sekilas.
“Karena aku harus pergi”
“Ya!! Shin YeonMi!” RyeoWook mendengus. Gadis ini sebaiknya berhenti menggodanya sebelum RyeoWook nekat membopongnya keluar bandara.
“Aku serius! Aku bilang aku memaafkan mu, tapi aku tidak membatalkan kepergian ku. Aku sudah bilang aku butuh menenangkan diri kan?” Ungkapnya santai dan dalam sekejap RyeoWook meraih kopernya yang terjatuh dan menariknya keluar. Sisi protectivenya mendadak muncul.
YeonMi menyamakan langkahnya, mencoba mencegat tangan pria itu tanpa bisa menahan tawanya.

“Ya!! Hentikan! Ya! Apa kau sangat takut aku akan meninggalkan mu, huh?” Godanya tanpa menghentikan tawa. RyeoWook berbalik dan berdecak.
“Um. Benar. Kenapa?” Pria itu menekan-nekan tiap kalimatnya lalu hendak melangkah lagi namun YeonMi secepatnya menahan kopernya.
“Aishh, kau sangat lucu Ryeonggu!” YeonMi memegang perutnya yang agak sakit karena terlalu banyak tertawa.

“Ya!! Mau ku tunjukkan sesuatu lagi?” Tanyanya sambil mengulum senyuman penuh makna. Dan RyeoWook hanya menoleh dengan malas.

 

YeonMi terkekeh sambil melirik kearah lain sekilas kemudian meraih sesuatu yang menggantung dilehernya.

RyeoWook seketika membulatkan matanya. Itu.. kalung pemberiannya. Bukankah YeonMi membuangnya?
“Itu– kau sudah memakainya?”

“Tandanya.. Kau bahkan sudah memaafkan sebelum tiba di sini kan? Lalu mengapa kau tetap akan pergi, huh?” Herannya. Ia yakin YeonMi sudah membaca suratnya yang mengatakan bahwa bila YeonMi memakai kalung ini, itu tandanya ia dimaafkan. Dan YeonMi… Melakukannya. Tapi mengapa ia tetap pergi?
 

YeonMi menghela nafas pelan kemudian mengulurkan kedua tangannya, menyentuh kedua sisi bahu pria yang sedikit lebih tinggi darinya ini. Ia senang karena RyeoWook nampak benar-benar tak menginginkannya pergi.

 

“Aku hanya pergi dua hari”
“Dua hari?? Kau akan kembali setelah dua hari?” Ia mengernyit yang disambut anggukan YeonMi.
“Tentu! Oppa akan pergi wajib militer mana mungkin aku tak mengantarnya?”
“Benarkah?? Aah.. Ku kira maksud mu adalah akan kembali tinggal disana” RyeoWook menggaruk rambutnya sambil terkekeh malu.
YeonMi berdecak-decak.
Percayalah ini hanya karena ia ingin menemui orang tuanya lebih awal sekaligus melupakan kekecewaan luar biasanya terhadap Lee HeeKyung.

 

“Mengapa aku harus pergi ke tempat lain kalau aku bisa berada disini bersamamu?” Ucap YeonMi. Dalam hati.

“Hahaha baiklah kalau begitu~ Aku akan pergi sekarang” YeonMi mengambil alih kopernya.
“Tapi kau benar-benar akan kembali kan? Kau.. tak sedang mencoba melarikan diri kan?” Tanya RyeoWook ragu-ragu dan rasanya YeonMi ingin terbahak sekarang juga.

Ia seperti melihat cerminan dirinya saat sedang menuding atau berspekulasi yang macam-macam mengenai RyeoWook yang disebabkan oleh imajinasi dan kekhawatirannya. Dan sekarang RyeoWook yang melakukannya. Sepertinya keadaan memang sudah berubah sekarang.

 

Akhirnya YeonMi hanya bisa mengangguk dengan senyum gelinya. RyeoWook ikut terkekeh geli.
“Baiklah! Baik-baiklah disana dan kembalilah dengan selamat dua hari lagi! Hubungi aku bila sudah tiba” RyeoWook mengusap kepalanya. YeonMi mengangguk mantap.
“Aku pergi Ryeonggu! Annyeong!” YeonMi melambaikan tangannya dan dibalas dengan hal yang sama.

 

Iapun berbalik, melangkah pelan sambil menarik kembali kopernya menuju tempat pemeriksaan passport yang tak jauh dari sana. Senyum diwajahnya masih saja terpahat dan semakin lebar, ia senang karena hal yang sempat diharapkannya tadi pagi telah terwujud.

RyeoWook datang kesini dan menahannya agar tak pergi. Persis seperti drama di televisi yang sering ditontonnya.

 

YeonMi menyentuh wajahya yang terasa memanas. RyeoWook benar-benar membuatnya senang.

YeonMi menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke belakang dan mendapati RyeoWook yang belum jauh itu masih melambaikan tangannya.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan melangkah cepat, kembali menghampiri pria yang disukainya itu, berdiri tepat di hadapannya. Kontan saja RyeoWook kebingungan.
“Eh? Kenapa??”
YeonMi menatap RyeoWook ragu-ragu, ada raut malu-malu di wajahnya.

“Tapi… RyeoWook-ah, apa kau tak ingin mengatakan sesuatu..? Untuk memulai… Sebuah hubungan yang normal?” Tanyanya ragu, tak berani menatap RyeoWook langsung. Kemunculan rona di pipinya pun tak terhindarkan.
RyeoWook tertawa dan menggeleng gemas, gadis ini masih saja. Batinnya.

Ia memegang dagu YeonMi, memaksa gadisnya untuk menatapnya lalu dipegangnya dua bahu gadis ini.
“Kita saling menyayangi, memahami dan menjaga, apa itu tak cukup normal bagi mu?” RyeoWook menahan tawa. YeonMi mengerucutkan bibirnya sambil menunduk. Tampak malu. Ia menyesal karena bertanya seperti ini.
“Tidak. Tapi–” RyeoWook tak kuasa untuk menahan diri untuk tak memeluk gadis ini lagi, membawanya kedalam dekapan hangatnya. Menikmati tiap debaran yang terjadi tiap ia melakukannya.
“Bahkan tanpa hubungan, kita dapat melewati semua ini, masalah seberat apapun takkan memisahkan kita. Apa aku masih perlu menyatakan perasaan ku kembali disaat kau tahu jelas apa jawabannya? Kita hanya akan membuat semua pasangan di dunia iri” Jawab RyeoWook yang membuat YeonMi terkekeh dan membalas pelukannya.
Kepercayaan. Mungkin itulah kunci yang harus mereka junjung tinggi agar lebih baik kedepannya. Rasa percaya mereka haruslah sebesar rasa suka mereka satu sama lain.

RyeoWook masih ingin mempertahankan suasana hubungan yang seperti ini. Dimana YeonMi memperlakukannya sebagai teman, Oppa atau bahkan orang yang disukai. Tapi yang terpenting, ia ingin selalu menjadi orang yang dipercaya YeonMi untuk melepaskan beban, berbagi serta mendapat kebahagian dan juga… Bisa menjaganya dengan baik.
“Arraseo~” YeonMi melonggarkan pelukannya kemudian tanpa diduga berjinjit, mendaratkan bibirnya di pipi kanan RyeoWook.

 

Setelahnya YeonMi hanya menunjukkan senyum lebarnya pada pria yang masih terbelalak itu. Terlalu kaget, ini sudah cukup lama sejak YeonMi mencium pipinya.
“Aku pergi RyeoWook-ah, sampai jumpa dua hari lagi” Pamitnya yang dibalas anggukkan kikuk pria berwajah menggemaskan ini.
“Oo-Ya.. Annyeong” Ia mengangkat telapak tangannya rendah, melambaikannya pelan. Tanpa mengedipkan matanya yang terpaku pada YeonMi.

YeonMi tertawa dalam diam kemudian berbalik, berjalan menuju tempat pemeriksaan passport.

 

RyeoWook mendengus geli sambil menyentuh pipi kanannya cepat. Sial, mengapa bibir YeonMi memberi efek panas di wajahnya?
Gadis itu sangat lucu dan juga… Panas..?

Membuatnya langsung memikirkan cara untuk mendapatkan ini lagi begitu YeonMi tiba di Seoul.

 

RyeoWook tersadar kala YeonMi yang sudah selesai diperiksa passportnya, kini melambai lagi padanya dengan dua tangan.
Iapun membalasnya, menyertakan senyuman lebarnya hingga sosok itu menghilang.

 

Selanjutnya, seperti orang gila, Kim RyeoWook tertawa kecil seorang diri. Terlalu bahagia, ia benar-benar lega karena YeonMi bisa memaafkannya.

Entah apa yang dimiliki gadis itu. Hingga membuatnya tergila-gila dan tak ingin ‘berbagi’ pada siapapun. Tentu saja, bahkan ia bisa cemburu hanya karena pria lain memandangi YeonMi dengan tatapan kagum.

 

Ia akan membawa kembali dirinya yang dulu sangat menggebu untuk membuat YeonMi menyukainya, dirinya yang sangat berhati-hati dalam bertindak karena takut ‘gadis tidak peka’ itu menjauh, yang selalu berusaha melakukan apapun agar gadis itu senang, selalu antusias melihat gadis itu seperti pertama kalinya mereka bertemu.

Apa sekarang ia tak seperti itu? Tentu tidak. Ini hanya karena kesibukannya akhir-akhir ini serta keegoisan dan kecerobohannya yang tak terhindarkan. Masalah datang karena hal-hal tersebut, bukan karena perubahan pada perasaannya.

 

Tapi semuanya sudah berakhir. Ia akan memastikan bahwa semua masalah-masalah ini adalah akhir dari ‘semua masalah mereka’

Ia tak ingin menjadi ‘pria yang paling disukainya’ ataupun ‘pria terbaiknya’ Ia ingin menjadi ‘pria satu-satunya’ bagi Shin YeonMi.
Satu-satunya dalam semua hal.

 

Kini matanya seakan menangkap sesosok gadis berambut panjang yang baru keluar dari salah satu pintu seraya terus menunduk, memandang ponselnya hingga tanpa sadar menabrak punggung seorang pria tua. Gadis itupun segera membungkuk meminta maaf.

 

Sosok itu tampak mengumpat gusar kemudian mengedarkan pandangan seraya menggaruk lehernya. Tapi kemudian pandangan mereka bertemu, membuat RyeoWook salah tingkah dan agak gugup.

 

RyeoWook tersenyum kecil.

 

Sosok dalam bayanganya itu adalah YeonMi yang baru saja tiba di Korea, saat mereka pertama kali bertemu. Tepat di tempat ini.

Gadis itu dengan lancangnya mendekatkan wajahnya dan menebar senyum lebar yang sempat membuat RyeoWook tertegun karena terkesima hingga memperhatikan sosoknya sepanjang perjalanan dan menawarkan diri menjadi ‘tour guide’nya di Seoul.

 

RyeoWook menyadari sesuatu sekarang, mungkin agak terlambat. Ia baru sadar bahwa… Ia tertarik pada gadis itu sejak pertemuan pertama mereka.
 

“I don’t wanna be your ‘favourite’ or your ‘best’. I wanna be your ‘only’ and forget the rest!” – Kim RyeoWook
 

 

=×=×= END =×=×=

 

HALLLOOOO!!!

Yeaaayy akhirnya ff ini end jugaaaa:””

Aku bener-bener kesel deh ama imajinasi aku yang bikin konflik di ff aku berbelit gini kyk sinetron XD rencana awalnya emang mau bikin konflik yang agak lebih berat dari Love Like This, Winter In Love sama Heart Break. Ehh.. Jadinya malah gini hikz. Semua ‘masalah’ yang terlintas di otak, maen dikeluarin semuanya, padahal kan bisa ya dikeep buat ff lain hohoho 😂

Malah tadinya mau bikin mereka putus, tapi… Aku masih cinta ama ryeowook /plak/ hahah ngga, sayang aja gitu loh kalo putus. Udah panjang gini lohhh
Terus kepikiran juga pengen bikin ryeowook nembak, tapi…. Nanti ilang dong ciri khas mereka XD

Jadi di ff ini adakah kemajuan hubungan ryeomi dari love like this? Jawabannya… GA ADA LOL 😂
Kalo ditanya inti ff ini apa… Maksud sebenernya adalah cuma mau bikin statement mereka yang katanya “hubungan tanpa status itu gabakal kena masalah apapun” itu salah XD
HTS itu ga selalu terhindar dari masalah, nah buktinya itu ya di ff ini, jadi walau mereka ga berhubungan, masalah tuh pasti bakal adaaa aja. Tapi in the end semuanya bisa teratasi dengan kunci ‘saling percaya’ wahahaha author jadi cheesy ketularan donghae 😂

Jadi maafin aku ya kalo ampe ada yg nyesel setelah baca ini huhuhuhu mana partnya banyak banget;;; maaf juga dikebut banget alurnya, soalnya mepet shindong mau wamil/? Maaf ff ini dibikin dari ryeowook ulang taun sampe orangnya berangkat wamil baru kelar wkwkwk. Pokoknya tolong maafin semua kekurangannya yaa
Cuma mau bilang makasih buat yg udah komen dari part awal sampe sekarang. Muah muah luv u guysss 😘

Harusnya ada 3 sequel loh setelah ff ini, tapi sayang syekali syudah ilang bersama hape lama ahahah. Ohiya, aku ada sequel nyisa/? nyeritain Ryeomi di d-day shindong berangkat lohh, kalo dipost ada yg baca ga ya?

Dan kira-kira di ff selanjutnya lebih baik ryeowook nembak ato keep HTS kyk gini? Kkkkk

4 pemikiran pada “[FF] Our Love//Part 7 – It’s Over (End 2/2)

  1. Huwaaaa akhirnya the end jugaa../diantara senang dan sedih/
    Kukira awalnya bakalan ancur hubungan mereka, tapi ternyata nggak..😀😀
    Kenapa pas baca dari yang bagian diairportnya bikin senyum-senyum sendiri yaa😂😂
    Emang unyuu banget deh mereka berdua..
    Post aja eon.. bakalan dibaca kok..
    Sebenernya pengen request sequel.. jadi nyeritain pas ryeowook mau wamil, nah reaksi yeonmi nya gimana.. tapi terserah eonnie aja sih..😊😊
    Dan kata aku sih mending HTS aja untuk ff selanjutnya.. karena kalau yang nembak, udah mainstream.. tapi terserah eonnie aja sih..
    Dan aku berharap eonnie selalu diberi pencerahan dan mood yang sangat baik untuk buat ff..
    Ditunggu ff yang lainnya yaa. Yang coming soon juga ditunggu. Keep writing yaa eonn💪💪

    Maaf kalau ngecomblang nya kepanjangan hehe😁😁💨💨

    • Yup, hts = ryeomi 😂😂 hahaha makasih wishnya, amin ya aku bs dpt pencerahan+mood baik 😚 iyaaa, itu udah aku buat yg dia enlist, insya allah dipublish nanti ahaha. Thanks for reading and comment! 😁❤

  2. endingnya ngena banget plis.. bikin yuki terharu, sungguh! pas diinget-inget lagi wookie emang udah tertarik sama yeonmi saat pertama kali bertemu… ahh romantisnyaaa ❤ ❤ yuki percaya kok yeonmi nggak akan ninggalin wookie, terang saja dia kan cinta banget sama baby wook.. nggak mungkin lah mereka putus karena hal seperti itu, lagian mana ada sih yang tega misahin mereka hehehe
    btw itu heekyung, kesian juga dia.. cintanya emang tulus, tapi caranya aja yang salah.. semoga aja yeonmi bisa maafin hyekyung, karena bagaimana pun hyekyung yang sering berada disekitar yeonmi hehe,, tapi tetep ryeomi nomor satu!!
    emang ya hts itu emang susah dijalanin tapi juga nggak susah susah amat kalau saling percaya satu sama lain, iya gak? . intinya kepercayaan itu nomor satu! setelah itu meluangkan waktu untuk orang tercinta juga bagian paling penting hehe, biar nggak ada kesalah pahaman kayak gini 'kan.
    sumpah kesalahpahaman mereka itu bikin greget tau gak? kalau nggak wookie yang susah dihubungin, yeonmi gantian.. yah.. disamping itu wookie juga seorang idol sih, makin banyak cobaannya hehe
    oke, kayaknya komen yuki udah kayak gerbong kereta.. intinyaa,, yuki suka banget ff ini!! semangat terus bikin ff nyaa yaa.. yuki tunggu 🙂 as always..

    • Kyaaaa makasih banyak komentarnya :””” hohoho berarti enaknya heekyung dimaafin apa dimusuhin yaaaaa haha
      Hahahah hts aja udah banyak cobaannya, dan ini hts+sama idol. Duh XD

      Kyaakyaaaa makasih banyak yukiiii ❤💋

Tinggalkan komentar